Gandrung Engtay


.

Saat ini entah kenapa gue lagi keranjingan buat nonton pertunjukkan, pokoknya pertunjukkan apa aja deh yang seru. Awal Juli kemaren 3 pertunjukkan kesenian gue tonton, tanggal 1 Juli 2011 gue nonton "Gandrung Engtay" by Dedy Lutan Dance Company di Gedung Kesenian Jakarta. Selang 2 hari yaitu di tanggal 3 Juli 2011 gue nonton Pagelaran Tari Misi Budaya "Spread The Beauty of Indonesia" by Kencana Pradipa (Klub Peminatan Tari Fakultas Psikologi Universitas Indonesia) di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki. Pertunjukan terakhir yang gue tonton yang sangat luar biasa adalah Musikal Laskar Pelangi by Miles Production & Link Entertainment di Teater Jakarta Taman Ismail Marzuki tanggal 5 Juli 2011.. berikut reviewnya, gue bikin bersambung deh biar ga pada males bacanya, hhe *kayak ada yang mau baca*

Gandrung Engtay

Tanggal 1 Juli kemaren gue diajak sama si neng buat ikutan nonton enyaknye nari. Yah enyaknye si neng (ESN) emang seneng nari dan kebetulan di hari itu doi nampil. ESN itu muridnya Elly Luthan (suaminya Dedy Luthan) sedari kecil, konon kabarnya sih ESN beserta adik2nya emang udah nari dari kecil dan yang nerusin sampe sekarang cuma doi aja.

Pas diajakin nonton, gue sih girang2 aje. Kaga ada sama sekali kalimat penolakan yang keluar, selain emang gue seneng nonton beginian eh tiketnya juga dibayarin, bener2 ga ada alasan buat nolak kan,? haha... Btw, sesungguhnya gue kaga ngarti loh apa yang mau ditampilin, apa itu Gandrung juga gue ga ngerti. Gue aja heran salah seorang temen yang aseli orang Kediri (Sebut saja Cloudy) ngiri karena gue bisa nonton si Gandrung ini dan doi gabisa. Begitu juga temen gue yang aseli orang Pati dan sempet tinggal di Banyuwangi (sebut saja Habib ah) juga ngebales twitan gue dan menjelaskan dengan seksama apa itu Gandrung..

Kalo kata om wiki Kata "Gandrung" diartikan sebagai terpesonanya masyarakat Blambangan yang agraris kepada Dewi Sri sebagai Dewi Padi yang membawa kesejahteraan bagi masyarakat.

Tarian Gandrung Banyuwangi dibawakan sebagai perwujudan rasa syukur masyarakat setiap habis panen. Kesenian ini masih satu genre dengan seperti Ketuk Tilu di Jawa Barat, Tayub di Jawa Tengah dan Jawa Timur bagian barat, Lengger di wilayah Banyumas dan Joged Bumbung di Bali, dengan melibatkan seorang wanita penari profesional yang menari bersama-sama tamu (terutama pria) dengan iringan musik (gamelan). Gandrung merupakan seni pertunjukan yang disajikan dengan iringan musik khas perpaduan budaya Jawa dan Bali. Tarian dilakukan dalam bentuk berpasangan antara perempuan (penari gandrung) dan laki-laki (pemaju) yang dikenal dengan "paju".

Gandrung sering dipentaskan pada berbagai acara, seperti perkawinan, pethik laut, khitanan, tujuh belasan dan acara-acara resmi maupun tak resmi lainnya baik di Banyuwangi maupun wilayah lainnya. Menurut kebiasaan, pertunjukan lengkapnya dimulai sejak sekitar pukul 21.00 dan berakhir hingga menjelang subuh (sekitar pukul 04.00). (wikipedia)

Kalo yang kemarin gue tonton itu kaya modifikasi dari Gandrung Banyuwangi dan kisah cinta dari China "Sampek Eng Tay". Pertautan antara dua aspek material dengan latar belakang budaya berbeda ini yang menjadi daya tarik tersendiri dalam karya ini. Benang merah di antara keduanya disajikan dengan garapan dramatari unik dan memikat, juga kental dengan pesan moral. Ada salah satu penggalan syair yang terus terngiang "Berdua kita pernah membeku. Menata gerak lewat liukan rumpun bambu.. tapi siapakah yang bisa mendengar nyanyian sunyi,".