Satu
lagi film yang disadur dari novel gue tonton, yup sebuah film yang diangkat
dari novel karya Donny Dhirgantoro, ‘5cm’. Sebenernya ini novel lama, sekitar
tahun 2005 keluarnya, tapi gue baru sempet baca beberapa bulan yang lalu *telat
yeeee*. Pas baca, menurut gue ‘5 cm’ merupakan novel yang sangat menarik.
Penokohan yang kuat, quotes yang
tersaji sepanjang novel, suntikan semangat dan rasa cinta tanah air yang begitu
besar, keyakinan dan tekad yang bulat dalam meraih mimpi, sesekali diselingi
dengan lawakan yang ga garing, itu beberapa hal yang gue tangkep dari novel
ini. Pokoknya layak baca deh novel ini.
Ketika
gue tau kalo novel ini mau difilmkan, jujur gue sangat menantikannya. Penasaran
aja gimana kalo kelima tokoh ini divisualisasikan. Akhirnya tadi malem (181212)
kesampean juga buat nonton. Gue nonton sama si Neng di Plaza Depok, kan
ceritanya mau TORENGHEM (nonTOn baRENG HEMat, *maksa). Cuma 15 rebu meeen harga
tiketnya, lumayanlah buat alternatif nonton disaat mendekati akhir bulan
begini.
Oiya
buat yang belum pernah baca novelnya dan juga belum nonton filmnya, berikut sinopsisnya
mengenai ‘5 cm’:
17
Agustus di puncak tertinggi Jawa, 5 sahabat 2 cinta, sebuah mimpi mengubah
segalanya”
Genta (Fedi Nuril), Arial (Denny Sumargo), Zafran (Herjunot Ali), Riani (Raline Shah) dan Ian (Igor Saykoji) adalah lima remaja yang telah menjalin persahabatan belasan tahun lamanya. Suatu hari mereka berlima merasa “jenuh” dengan persahabatan mereka dan akhirnya kelimanya memutuskan untuk berpisah, tidak saling berkomunikasi satu sama lain selama tiga bulan lamanya.
Genta (Fedi Nuril), Arial (Denny Sumargo), Zafran (Herjunot Ali), Riani (Raline Shah) dan Ian (Igor Saykoji) adalah lima remaja yang telah menjalin persahabatan belasan tahun lamanya. Suatu hari mereka berlima merasa “jenuh” dengan persahabatan mereka dan akhirnya kelimanya memutuskan untuk berpisah, tidak saling berkomunikasi satu sama lain selama tiga bulan lamanya.
Selama
tiga bulan berpisah penuh kerinduan, banyak yang terjadi dalam kehidupan mereka
berlima, sesuatu yang mengubah diri mereka masing-masing untuk lebih baik
dalam menjalani kehidupan. Setelah tiga bulan berselang mereka berlimapun
bertemu kembali dan merayakan pertemuan mereka dengan sebuah perjalanan penuh
impian dan tantangan. Sebuah
perjalanan hati demi mengibarkan sang saka merah putih di puncak
tertinggi Jawa pada tanggal 17 Agustus. Sebuah perjalanan penuh perjuangan yang
membuat mereka semakin mencintai Indonesia.
Sebuah
perjuangan atas impian, perjalanan hati yang merubah hidup mereka untuk
selamanya.
Terus
gimana filmnya kalo dibandingin sama novelnya? Tetep itu pertanyaannya kalo ada
novel yang difilmkan. Menurut gue sih seperti yang udah-udah, film ‘5 cm’ yang
berdurasi sekitar 2 jam (‘5cm’ aja bisa 2 jam, gimana kalo film ‘1 km’ yaaa?) ini
ga sebagus novelnya. Apa pasal? Ada tokoh yang dihilangkan dari novel aslinya,
hmmm entahlah itu siapa namanya, lupa gue, hehe.. Pokoknya cowok yang ketika
ending menikah dengan Arinda (CYKEMDA), cowok yang mereka kenal ketika naik JIP
dari Stasiun Malang menuju Ranupani. Tiba-tiba difilm ga ada, beneran nyariin
loh gue tokoh ini, soalnya dengan ketiadaan tokoh ini maka ada beberapa scene yang berubah atau malah dihilangkan.
Ketiadaan
tokoh CYKEMDA, membuat ending berubah, jadinya Arinda ama Genta. Hmmm kesannya
jadi kaya tukeran gitu dengan Juple dan Riani, bukan swinging sex juga sih (apa coba?), tapi tetep aje menurut gue ini
aneh sih jadinya. Scene yang
ditiadakan antara lain firasat yang menunjukkan kalo Ian bakal meninggal,
misalnya ketika Ian melihat makam dan kebetulan temennya CYKEMDA yang meninggal
di Mahameru adalah Andrian (bukan gue pastinya) sama dengan nama lengkapnya
Ian. Menurut gue sih scene yang hilang
ini bisa menambah keyakinan penonton kalo Ian beneran meninggal ketika tertimpa
longsoran batu.
Hal
lain yang gue soroti dari film ini juga adalah ketika kecepatan suara melebihi
kecepatan cahaya, entah yaa, mungkin karena gue nonton di bioskop murah juga,
jadinya kadang ada scene dimana
gambarnya kaya delay gitu. Suara
duluan yang gue denger baru gerak bibirnya, agak mengganggu sih sebenernya.
Terus untuk penokohan masing-masing karakter udah cukup kuat, yang paling kena
menurut gue adalah Juple. Pas dengan yang gue bayangkan, yaaah walopun ga ada
satu scene pun adegan dimana Juple
memperdengarkan suaranya. Tapi gue juga ngerasa ada suatu kekakuan dari
masing-masing tokoh, ga ngerti soal dunia per-akting-an sih sebenernya gue,
tapi gue ngerasa gimana gitu sama akting tokoh-tokohnya, kecuali Juple deng.
Bahkan nih yaaa snapshoot gambar
masyarakat aja gue ngerasa ada kekakuan, *sok ngerti yee gue. Kekakuan yang
sangat pas menurut gue cuma ketika Arial canggung ketika bertemu Indi pas lagi
nge-gym.
Ada
beberapa scene yang menurut gue agak
maksa. Misalnya pas di Ranukumbolo, ketika mereka lagi ber-api unggun-ria terus
ada dialog “Lebih baik di sini, rumah kita sendiri”, setelah itu diliatin
langit yang penuh bintang. Waiiiiiiiittt!! Hmm kayaknya gue familiar dengan
langit itu. Oh iya gue inget!! Itu kan langit yang di Planetarium, bener gak?
Terus satu lagi, pas Ian ngejar kereta, haaaaaa bener-bener gak makesense. Mungkin kesannya biar
dramatis kali yee, tapi buat orang yang sering naik kereta? Hmmmm mending ga
usah ada deh scene itu. Satu lagi,
pendopo yang ada di rumah Arial itu, oh may may, itu pendopo apa pelaminan?
Heboh bener!! Taman beserta lampu-lampunya juga udah kaya pesta kebun.
Buset
dah gue udah berasa kaya kritikus film aje, hehe kan kaya yang pernah gue
bilang, komentar itu kerjaan yang paling enak, padahal mah kalo disuruh bikin
kaga mampu. Oiya yang seru dari film ini adalah, humor-humor yang disajikan ga
garing dan ga maksa, ga berlebihan juga. Terus lagu-lagunya Nidji yang menemani
sepanjang film juga pas menurut gue. Oiya ada adegan yang iconic banget, yaah semacam mengepakan sayapnya Titanic, pas si
Juple sama Arinda ngeluarin sebagian badannya dari pintu kereta, mantep tuh
buat ditiru.
So,
kesimpulannya adalah buat yang belum nonton silahkan nonton biar ga penasaran
dan kalo kebetulan udah baca silahkan turunkan ekspektasi Anda terhadap film
ini. Biar ga terlalu kecewa dan ga terlalu ngebanding-bandingin antara film dan
novelnya.
Oiya
ada satu film lagi yang sedang gue tunggu, disadur dari novel juga. HABIBIE
& AINUN, hohohoho segera turunkan ekspektasi biar nikmat nonton filmnya.
damn, si ndun ngeblog pas di kompie gw belum close, mau gak mau kebaca deh nih postingan baru tentang 5 cm. yang nyebelin gw jadi makin penasaran sama tulisan dia tentang film ini,akhirnya baca ampe akhir n dia bener2 di spoil isinya, siaaal :p.
di detos emang gt, jo. maklum lah murmer kelas mahasiswa, gw malah curiga jgn2 dia pinjem proyektor BEM UI hahaha. tapi buat seru2an okelah tuh tempat.
Ndan.. Ndun.. Nadan.. Ndun.. Hush, orang kantor dilarang nyebut NAMA itu!!
Lah ngapin deh lu baca nih tulisan? Kaga nyuruh kan gue? *Yesss jebakan gue berhasil*
Gue nonton di Plaza Depok Tjuyyy bukan di Detos.