Beberapa waktu lalu gue sempet baca artikel tentang
“Lookism”, setelah baca ini gue sempet khawatir tentang kiprah gue di dunia
kerja. Gimana gak coba? Nih artikel menjelaskan tentang diskriminasi fisik di
dunia kerja, hehe gue dengan tampang yang sangat “pas-pasan” bakal dengan
mudahnya tergusur kalo nih teori beneran terjadi.. Hmmm untungnya nih yaa, teori
ini cuma berlaku buat beberapa bidang pekerjaan aja, Ooooh Alhamdulillah ya
Allah…….
Btw, kayaknya kaga berasa banget, masa udah lebih dari dua
bulan aja gue menginjakkan kaki di “dunia yang sebenarnya” ini. Saat ini sih
masih menyenangkan, apalagi banyak hal baru yang bisa gue pelajari dan pastinya
masih banyak lagi yang belum gue pelajari. Dari pengalaman kerja gue yang
sedikit itu ditambah pengalaman mengarungi dunia melamar kerja yang ga terlalu
lama juga, gue mau bikin sebuah teori. Haha teori ngasal tentunya, teori yang
ga pake riset mendalam dan juga didukung dengan fakta yang ga mumpuni. Yaaah
jadi ga usah terlalu dianggap serius teori ini.
Teori ngasal ini bakal gue namain “Almamaterism” (ikut-ikutan
“lookism”). Jadi menurut sotoynya gue, ada sebuah paham di dunia kerja dimana
terjadi diskriminasi berdasarkan almamater. Yup, kalo “Lookism” diskriminasi
berdasarkan penampilan fisik, kalau “Almamaterism” ini diskriminasi berdasarkan
asal dimana karyawan ini kuliah (ga gue sebut sekolah, soalnya gue ga tau
terjadi begitu juga atau ga buat karyawan lulusan SMA). Analisa gue yang penuh
kesoktahuan ini pun membagi “Almamaterism” ke dalam 3 kategori, yaitu:
- Say No to “Unwellknown”
Kategori
yang pertama ini lumayan sering gue temui, dan semuanya tampak kasat mata.
Soalnya perusahaan yang (secara tidak langsung) menerapkan sub teori jenis ini
dengan gamblang menjelaskan bahwa mereka hanya menginginkan lulusan dari
Perguruan Tinggi Terkemuka (PTT) dalam iklan lowongan kerjanya. Biasanya juga
yang sering kaya gini perusahaan-perusahaan yang ngadain program ‘Management
Trainee’ dan yang sejenisnya.
Gue
juga rada kurang ngerti sih kenapa begitu. Mungkin mereka berpikir lulusan PTT
memiliki kualitas yang unggul, buat masuknya aja udah lewat seleksi ketat, jadi
yang masuk PTT juga orang-orang pilihan, yah walaupun pada kenyataannya ga
sepenuhnya bener sih.
- The Power of Iluni
Untuk
yang satu ini juga gue beberapa kali menemuinya begitu juga beberapa temen gue.
Berdasarkan Sub teori ini, keberadaan Iluni (Ikatan Alumni) sangat berpengaruh.
Seseorang yang berasal dari Perguruan Tinggi yang mempunyai ikatan alumni yang
kuat tentu sangat diuntungkan. Kuatnya Iluni membuat seorang petinggi disebuah
perusahaan menginginkan sebagian besar anak buahnya dari almamaternya, mungkin
berasa sodara sendiri aje kali yaaa.
Gue
pernah nemuin hal ini yang begitu jelas terlihat, jadi ada sebuah perusahaan
besar yang membuka program Management Trainee. Program tersebut hanya menerima
kandidat dari Perguruan Tinggi tertentu dan juga jurusan tertentu saja. Yang
bikin gue curiga adalah, ada beberapa jurusan yang berasal dari sebuah
perguruan tinggi dapat bergabung yang sebenernya (menurut gue) ga ada sama
sekali sangkut pautnya dengan core
bisnis perusahaan besar tersebut. (Sekali lagi) analisis kesotoyan gue berkata,
kemungkinan terbesarnya adalah petinggi perusahaan tersebut berasal dari
Perguruan Tinggi yang tadi gue jelasin. *Su’udzon*
- Semua bisa masuk, tapiiii…………..
Sub
teori yang terakhir ini tidak terlalu kentara karena memang dimainkan dengan
sangat apik sehingga ga nampak ke permukaan, kecuali emang ada yang iseng
ngorek masalah ini atau ga sengaja menemukannya. Dalam sub teori ini, perusahaan
mau menerima karyawan dari semua Perguruan Tinggi akan tetapi dalam hal jumlah
upah yang diberikan dibedakan berdasarkan Perguruan Tinggi mana asal karyawan. Sepertinya
belum banyak yang tau atau juga ga menyadari hal ini, mungkin sebabnya karena besaran upah yang diterima masih dianggap hal yang tabu untuk dibicarakan oleh
sesama karyawan dalam satu perusahaan. Tapi yakinlah kalo hal ini benar-benar
terjadi.
Sekian
saja teori ngasal ini gue buat, mungkin kedepannya akan banyak pengembangan sehingga
terdapat sub teori yang baru. Buat yang merasa dirugikan dengan keberadaan
paham ini, tenang saja. Tidak semua perusahaan menganut teori demikian. Hal
yang paling terpenting saat ini adalah, ga usah mikirin dari Perguruan Tinggi
mana kita berasal tapi sibukanlah diri kita dengan kegiatan yang dapat menambah
kualitas diri sehingga bisa bersaing dengan siapapun dan dari manapun mereka
berasal.
“”Jangan
Anda berpikir seberapa banyak uang yang akan Anda dapatkan, tetapi pikirlah
prestasi apa yang harus kita raih karena dengan prestasi yang tinggi, uang akan
datang dengan sendirinya” _Unknown_
unwellknown :D
intinya apa ndun?--> ketauan ga bca bner2 :D
haemmmm