Madah Bahana in Concert: Marching Band Rasa Baru


.



Setelah sebelumnya gue nulis pengalaman gue dengan [Marching Band Madah Bahana Universitas Indonesia], sekarang gue mau nulis hal yang super duper baru dari unit gue tercintah. Jadi akhir pekan kemaren (210112), MBUI membuat sebuah pagelaran Drama Musikal ala Marching Band yang bertajuk "Madah Bahana in Concert (MBIC): Simfoni Kenangan Sebuah Perjalanan". Mungkin saat ini drama musikal udah banyak banget ditampilin, tapi yang dikemas ala marching band? gue rasa baru ini ada di Indonesia atau mungkin di dunia *mungkin loh yaaaa*

Acara yang berlangsung di Graha Bhakti Budaya Taman Ismail Marjuki (GBB TIM) ini berlangsung sangat meriah dan menghibur, apalagi didukung dengan komposisi pemain hingga 260 orang, huwow banget ga tuh? Terus nih ya, tiketnya SOLD OUT, hohohoho emejing, ruarrr biasa, 800 orang-an meeennn numplek di GBB TIM buat nonton nih pagelaran..

Terus pagelarannya gimana? Okeh akan gue jabarin opini gue tentang nih pagelaran yang (Insya Allah) gue buat seobjektif mungkin. Menurut gue pagelaran ini bener-bener inovatif. Walaupun sebelumnya "Gita Teladan Drum & Brass Corps" udah pernah membuat pertunjukkan Marching Band di atas panggung, tapi tetep aja MBIC mampu menampilkan sesuatu yang baru di ranah marching band. Selama ini marching band hanya kita liat dalam bentuk display di lapangan maupun parade di jalan, namun di MBIC kita dapat menyaksikan marching band dengan rasa baru, yah sebuah drama musikal, yang jujur sebelumnya belum pernah terpikir oleh gue.

Sesuai dengan judulnya, pagelaran ini menyajikan perjalanan MBUI dalam kurun waktu satu dekade ini. Lagu yang dibawakan merupakan lagu yang pernah dibawakan di beberapa kejuaraan, misalnya saja Terajana yang pernah dibawakan dalam Grand Prix Marching Band tahun 2005 atau juga Blue Rondo A'la Turk yang pernah dibawakan dalam Indonesia Open Marching Band Championship tahun 2011. Gue sebagai salah seorang yang pernah berkecimpung di MBUI sangat menikmati alur yang dibawakan dalam pagelaran ini. Kenangan indah, romansa beserta intriknya ketika gue masih gabung di MBUI langsung bermunculan kembali, hmmm bener-bener deh simfoni kenangannya ngena banget. Tapi kemudian gue sadar, hmmm yang nonton pagelaran ini bukan cuma alumni MBUI ataupun penggiat marching band yang mengikuti MBUI, tapi juga banyak orang yang tidak mengerti sama sekali tentang marching band ataupun MBUI. Apakah mereka juga menikmati seperti apa yang gue rasakan? Terlebih lagi ada beberapa adegan yang (menurut gue) sangat 'lokal' dan hanya yang mengetahui MBUI saja yang akan mengerti. Pikiran gue ini terbukti dengan opini adik dan enyaknye si Neng, dan satu twitan seseorang: "Konser (khusus) Alumni" yang gue temuin ketika gue searching dengan keyword 'MBIC'. Tapi gue rasa entah mengerti ataupun tidak, semua penonton sangat terhibur dengan pagelaran ini.

Pagelaran ini terbilang sukses, hal ini bisa dilihat dari antusiasme penonton untuk datang menghadiri acara ini dan juga opini yang muncul setelah acara. Permintaan untuk membuat sequel dari pagelaran ini pun terus berdatangan, apalagi bagi yang kehabisan tiket maupun berhalangan hadir. Oiya dapet bocoran juga dari beberapa temen, bahwa sampai ada yang rela membayar untuk bisa menyaksikan acara walaupun harus duduk di tangga karena tiket telah terjual habis. Yah dari sini terbukti bahwa hal yang semacam ini sangat dinantikan oleh insan marching band di Indonesia.

Hmm jujur sampai sekarang masih terngiang-ngiang aja gue sama nih pagelaran, hal yang sama gue rasakan setelah gue nonton "Musikal Laskar Pelangi". Sangat melekat dihati lah pokoknya, apalagi scene yang bang H. Rhoma Dimana Tet, ahahaha gueeee sukaaaaa banget, terus gue ngiri gitu sama Pebi. Hmm beruntung lu Peb, salah satu temen dangdutan gue di MBUI yang masih sangat eksis. Scene lain yang gue suka juga adalah saat para FC dan BF MBUI kolaborasi dengan "MB Gema Persada Al-Azhar, Kemang Pratama" dan "MB SD Sukarasa 3-4, Bandung" aaaaahh scene yang sangat manis dan luar biasa menghibur, sekali lagi gue ngiri, aaah pas gue SD mana punya kesempatan kaya mereka.

Untuk urusan musik, yang menurut gue paling bagus adalah Blue Rondo, Scene FC, dan lagu untuk TIMBC, entah mengapa buat gue yang notabene kaga paham-paham banget soal musik ketiga lagu ini dibawakan lebih apik dibanding scene2 yang lain, bukan berarti yang lain jelek yeee, tapi ketiga scene ini yang sangat bagus buat gue. Oiya, setiap nonton pagelaran macam ini yang selalu gue pikirkan adalah gimana hebohnya backstage. Huoooo kebayang banget gimana riweuhnya ganti baju, make alat dan nyiapin properti yang mesti di bawa, apalagi waktu yang ada juga ga banyak, hmm bener-bener sport jantung pastinya semua pemain.

Hmm segitu aje kali ya review dari gue, semoga kedepannya akan banyak lagi pagelaran-pagelaran marching band semacam ini. Terus buat MBUI, selamat ya udah menyajikan Marching Band dengan rasa baru, hmmm lezatlah pokoknya... Sukses juga buat proyek TIMBC-nya...

6 Responses to “Madah Bahana in Concert: Marching Band Rasa Baru”

  1. hahaha..gw tau lo pasti iri ndun,,klo lo gabung juga mungkin aja jadi bung rhoma ndun, ato ga jadi elya kadam deh ato jadi elvi sukaesih... hahahaa.. tenkyu lo ndun.. penonton kala itu sangat inspiratif... nantikan blog dari kacamata crew dan pemain.. hohoho

  2. ahahahaha Ga Sekalian Rita Sugiarto atau Rika Rahim Peb?

    Jadi selama ini lu latihan, buat jadi Goro-goro ya peb? itu mah kayaknya bukan akting yaa? Btw, Jawa lu paseh juga yaa...

  3. ibu tiri Atink says:

    Ndun, sebenernya nama lo emang jadi kandidat kedua pengganti bang Rhoma. kl kalian berdua ga bisa, mungkin gue akan tarik mbak Penny Handayani. hihihihiiii...

  4. ibu tiri Atink says:

    Nah, sekarang komen yg serius.
    Tks bgt masukannya, Ndun. Kl dari 'skenario', sebetulnya kami ingin menceritakan kehidupan kelompok marching band, untuk penonton dari berbagai kalangan. Ibaratnya kita nonton film tentang tim hoki, kita yang awam akan seneng juga tahu seluk beluk di dalam tim itu, yang sebelumnya kita ngga tau.
    Nah, sebetulnya gue (atau kami?) mengharapkan hal yang serupa. Tapi mungkin karena sebagian besar penonton adalah keluarga besar MBUI, dan mereka menampilkan excitment yang heboh, jadinya penonton yang bukan keluarga besar MBUI (a.k.a alumni) merasa 'terkucilkan. '
    Di samping itu, kami (atau tepatnya gue) perlu membuat skenario yang lebih mudah dipahami penonton semua kalangan.

    Demikian.

  5. @uswah: Hair! Hair! rawat tuh rambut wah, mumpung masih setaun lagi, ehehe..

    @Ibu Tiri: Hooo ada ibu tiri... Aaah andai ayeh yang jadi bang haji ya bu Tiri, atau mungkin bisa dipikirkan untuk konser selanjutnya, ting ting *kedip-kedip mata* Ditunggu ya Bu Tiri pagelaran selanjutnya yang semoga bisa sangat diterima semua kalangan...