Huweeewww,
sempet juga gue ngereview nih film, udah seminggu yang lalu sih gue nonton,
semoga masih inget detil filmnya.
“Akhirnya
ada lagi film Indonesia yang diangkat dari buku/novel dan ga mengecewakan
selain Laskar Pelangi”.
Yup,
kurang lebih itulah yang terlintas dibenak gue setelah selesai nonton film
Habibie & Ainun. Buat yang belum baca bukunya dan/atau nonton filmnya,
berikut sinopsisnya:
Rudy
Habibie seorang jenius ahli pesawat terbang yang punya mimpi besar: berbakti
kepada bangsa Indonesia dengan membuat truk terbang untuk menyatukan Indonesia.
Sedangkan Ainun adalah seorang dokter muda cerdas yang dengan jalur karir
terbuka lebar untuknya.
Pada
tahun 1962, dua kawan SMP ini bertemu lagi di Bandung. Habibie jatuh cinta
seketika pada Ainun yang baginya semanis gula. Tapi Ainun, dia tak hanya jatuh
cinta, dia iman pada visi dan mimpi Habibie. Mereka menikah dan terbang ke
Jerman.
Punya
mimpi tak akan pernah mudah. Habibie dan Ainun tahu
itu. Cinta mereka terbangun dalam perjalanan mewujudkan mimpi. Dinginnya salju
Jerman, pengorbanan, rasa sakit, kesendirian serta godaan harta dan kuasa saat
mereka kembali ke Indonesia mengiringi perjalanan dua hidup menjadi satu.
Bagi
Habibie, Ainun adalah segalanya. Ainun adalah mata untuk melihat hidupnya. Bagi
Ainun, Habibie adalah segalanya, pengisi kasih dalam hidupnya. Namun setiap
kisah mempunyai akhir, setiap mimpi mempunyai batas. Kemudian pada satu titik,
dua belahan jiwa ini tersadar; Apakah cinta mereka akan bisa terus abadi?
Film
yang disutradarai oleh Faozan Rizal ini menurut gue bagus (banget)
penggarapannya. Entah yaa, mungkin karena gue udah menurunkan ekspektasi dari
awal jadinya gue ga membandingkan isi film dengan bukunya sama sekali selama
film bergulir. Kalau menurut gue sih, semua yang tersaji di buku dapat
divisualisasikan dengan baik ke dalam filmnya.
Buat
pemilihan tokoh juga oke banget, terutama tokoh Habibie yang diperankan Reza
Rahardian. Buat ukuran tubuh sih gak pas sama sekali, tapi buat gesture tubuh, logat dan ketawa khasnya
Pak Habibie yang bikin orang ikutan ketawa itu oke banget diperankan sama Reza.
Haaa pokoknya kalo gak ngeliat ukuran tubuh, Reza Rahardian itu Habibie banget
deh. Bunga Citra Lestari yang memerankan Ainun juga cukup pas menurut gue,
mukanya emang mirip Ainun di kala muda. Cuma menurut gue Bunga Citra Lestari
terlalu “kekinian” buat meranin Ainun, gak tau yeee, tapi gue ngeliatnya gitu.
Terus
Bayu Oktara juga memiliki rupa yang sangat mirip dengan peran yang dimainkan,
kakaknya Habibie. Oiya buat yang belum nonton, di akhir film ditampilkan foto
pemeran yang disandingkan dengan foto asli yang diperankan, jadi bisa
keliatan siapa aja tokoh yang dipilih karena punya kemiripan wajah dengan tokoh
aslinya. Gue ingetnya kalo di buku, kakaknya Habibie itu perempuan, eh taunya
cowok ya? *brb buka bukunya lagi*. Buat peran anak keduanya Habibie, seinget
gue kan cowok, tapi gue kok ngerasa kalo anaknya itu pas kecil diperankan oleh
perempuan, terus pas agak gedean berubah jadi cowok lagi. Atau gue yang salah
liat ya? Entahlah…
Ini
kan film bagus banget yaaa menurut gue, tapi tetep aje ada tapinya. Ituloh
beberapa scene yang sangat mengganggu atau bahkan merusak. Iklan di tengah film
yang ga digarap dengan elegan, pokoknya mengganggu dan terkesan memaksakan.
Seinget gue ada 7 scene yang (sangat) mengganggu itu, 2 untuk sirup, 2 untuk snack
roll coklat, 1 untuk kosmetik, 1 untuk maskapai penerbangan (kalo yang ini lumayan sih) dan 1 untuk e-toll
card. Haaa kejadian di film Ayat-ayat Cinta pun terulang. Film luar juga banyak
looh yang iklan di tengah scene film, tapi dikemas dengan elegan dan sampe
penonton pun ga sadar kalo itu adalah iklan. Lah ini? Apalagi buat salah satu
scene dimana anaknya Habibie tiba-tiba ngasih sekotak snack roll coklat ke
enyak babehnya pas di meja makan, haeemmm sehaemm haemmnya haemm deh.
Hmm
gue baru inget satu scene ketika akan dilaksanakan terbang perdana pesawat
buatan Habibie dan tim, kaca mata yang dipake Ainun, haaa emang lagi ngetrend
ya pada saat itu? Gaya bener.. Terus juga, e-toll card tuh ada mulai kapan ya?
Bukan dari tahun 90-an kan? Yang gue rasa agak aneh dalam film ini juga, proses
penuaan dari Habibie dan Ainun yang kurang lazim, mungkin mereka emang awet
muda, tapi ga segitunya juga deh kayaknya.
Sebelum
nonton film ini, salah seorang temen bercerita kalo bagian paling sedih adalah
ketika Habibie dateng ke IPTN Bandung buat ngelus pesawatnya, gimana
pengorbanan Habibie dulu tinggal jadi kenangan yang menyakitkan. Temen gue
(cowok) bilang doi sampe nangis, haaa gue dong berhasil membendung air mata,
tapi emang sedih sih scene bagian itu, nyesek juga pastinya kalo jadi Habibie.
Tapi ada scene yang ga diceritain temen gue itu, yang menurut gue puncak dari
film ini, scene ketika Ainun meninggal dunia. Haaaaaa, aer mata gue ga bisa
kebendung lagi, nangis gue. Entah kenapa setiap scene perpisahan dengan orang
terkasih, aer mata gue pasti gak bisa diajak kompromi, sama halnya ketika scene
perpisahan Laskar Pelangi dengan Lintang di film Laskar Pelangi.
Dari
film ini kita bisa ngeliat gimana seorang putra bangsa yang sedemikian
canggihnya, tapi gak bisa difasilitasi dan dipelihara dengan baik oleh Negara,
dan gue yakin banyak Habibie-Habibie lain di luar sana. Gileee ya, keanggihan
Habibie dalam menemukan bahan untuk pembuatan gerbong kereta api yang kuat
menahan tekanan sampai 200 ton malah dinikmati oleh Negara lain.
Film
ini juga makin meneguhkan hati si Neng buat melarang gue jadi pejabat Negara.
Diliatin banget gimana intrik yang mesti dihadapi oleh seorang pejabat Negara.
Kalo gak kuat-kuat mental bisa hancur yee, entah oleh wanita maupun oleh godaan
untuk menerima suap.
Buat
siapa tuh mantan menterinya Negara tetangga yang bilang Habibie penghianat
bangsa, nontonlah film ini. Biar kebuka aje mata hatinya, kalo omongan dia
hanya lahir karena kedengkian aje.
Kisah
cinta Habibie Ainun bener-bener yeee, menggetarkan jiwa, hahahahaha.. Sangat inspiratif pokoknya.
Mungkin nanti film ini bakal ada sekuelnya dengan judul “haBHOTIE dan aiNDUN”
Sebuah kisah cinta yang gak kalah inspiratifnya dan disajikan dalam bentuk
drama komedi bergaya ketoprak humor. *Apa deeeh?*
jiaah dia ngarep. pake sekuel isinya lu berdua, yang ada orang cengir kuda.
Iya c yang paling orang banyak nangis itu sebenarnya 3 scence, yang dia ke IPTN, yang parah yang pas meninggal (yang cewek siap bawa ember), sama pas dia ke pusara ngelus2 nisan.
Di IPTN itu gw merasa sedih bgt, karena gw ngitung2 pengorbanin ainun merelakan puluhan taun (kalo ga salah itung) biar habibie fokus sama kerjaannya, trus dikorelasikan dengan keadaan IPTN sekarang yang ga keurus, mur2 kapalnya sama besi bangunannya dah pada di kiloin, gw denger2 dari temen gw yang kul di ITB, miris bgt. Mungkin visualisasi di film itu masih terlalu bgus(cuma kapal yang berdebu)
Gw pernah liat talkshow mata najwa yang sampe muridnya habibie dah kerja di Boeing mau melepas pangkatnya yang dah nyaman di boeing America, apabila habibie mau kembali membangun IPTN. Segitu loyalnya mereka dgn habibie.Tapi sekali lagi habibie bilang, "saya pernah mengajukan permohonan dana sekian triliun untuk membangkitkan kembali kedirgantaraan kita ke pemerintah,(gw lupa persisnya) tapi tidak ada balasan hingga sekarang."
Ga heran bnyak orang pinter lebih nyaman tinggal di luar dari pada di negeri sendiri.
Dgr2 beliau mau merintis dirgantara (semacam IPTN)swasta lho, tapi saham pemerintah ga boleh banyak. Katanya biar ga kayak dulu lagi, diatur2. di kepalai oleh Ilham habibie yang ktanya IQnya lebih tinggi dari beliau.haha
sori yak kebanyakan, gw tuh sangat antusias mengikuti perkembangan orang2 yang bener2 "keliatan" kerjanya untuk perubahan, biar itu perubahan kecil. kayak jokowi.
Cuma mengimpikan Pak Habibie balik, menyumbangkan atau paling gak mewariskan pada seseorang agar impiannya tercipta di sini.
Udah ah, gw ga bisa berenti "nyampah" di blog orang, padahal blog pribadi ga pernah di update.
Yang punya takut kesaingan tulisan komennya lebih banyak dari tulisan postingannya hihihi kabooooooor!!!
Eh bujug dah!!
Woy, urusin noh blog lu. Komen udah kaya bikin postingan sendiri..
Hhahaha, buat penghargaan, lu gue nobatkan sebagai pembaca yang paling rajin komen.
Selamat!!